Kretek merupakan warisan tradisi dan budaya Indonesia. Sebagai produk tembakau berbahan baku tembakau dan cengkeh, Kretek adalah rangkaian sejarah, budaya dan warisan tradisi yang selalu hidup bersama masyarakat Indonesia.

Kebiasaan merokok tembakau  sudah dapat ditemukan di Jawa sejak abad ke-17. Pada umumnya untuk kepentingan sendiri dengan cara membungkus tembakau dengan  klobot (kulit jagung kering). Namun berbeda dengan kebiasaan bangsa lain, di Indonesia tembakau terlebih dahulu dirajang, dikeringkan,  dicampur dengan cengkeh, dan digulung dengan kertas.  Itulah rokok  kretek.

Menyebut kretek, tidak bisa dilepaskan dari nama Haji Djamhari dari kota Kudus. Pada suatu hari akhir abad ke-19 (1870-1880), secara tidak sengaja, Haji Djamhari menambahkan cengkeh ke dalam lintingan tembakau miliknya. Ajaib! Setelah mengisap lintingan tembakau dan cengkeh itu, penyakit asma yang dideritanya berkurang. Dari sanalah, orang-orang mulai mengikuti jejaknya.

Sejak 'penemuan' Haji Djamhari itulah, kretek menjadi komoditas yang semakin meluas. Sebutan rokok 'kretek' adalah karena hasil bunyi dari hisapan sebatang 'rokok cengkeh'.

Mas Nitisemito
Sumber Photo : Google
M. Nitisemito
Sumber Photo : Google

Setelah menjadi barang dagangan, kretek mulai diproduksi massal. Yang paling terkenal pada jamannya adalah Mas Nitisemito (1863-1953). Ia memulai bisnis kretek pada tahun 1906 dan mencapai kejayaan pada sekitar tahun 1930, lewat produk “Bal Tiga Nitisemito”. 

Pada tahun 1909 di Jawa Timur, kretek mulai berkembang di daerah Blitar dan sekitarnya, seperti Kediri dan Tulungagung sepanjang lembah sungai Brantas. Pada tahun 1962,  Lie Koen Lie (Wisman Ali)  bersama Oei Bian Hok (Budiono Widjajadi) serta Tjio Ing hien dan Tjio Ing Hwa, mendirikan pabrik kretek PT. Gelora Djaja di Surabaya yang memproduksi kretek dengan kualitas tinggi dengan jenama produk, Wismilak.

Berawal dari 10 (sepuluh) karyawan yang memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) dengan merek dagang ‘Galan’, Wismilak terus tumbuh menjadi perusahaan rokok yang memproduksi Sigaret Rokok Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin, Cerutu dan Filter Rods dengan ribuan karyawan dan berbagai merek produk. Wismilak bangga menjadi bagian dari industri Kretek yang juga merupakan bagian dari sejarah dan budaya Indonesia.